Rabu, 09 Oktober 2013

Teori Etika Bisnis



Pengertian  Etika

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos yang memiliki arti : tempat tinggal yang biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir.

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

Secara filosofi etika bisnis merupakan cabang dari etika umum, banyak orang mengartikan etika bisnis sebagai moral bisnis. Etika bisnis pada dasarnya juga merupakan bagian dari etika sosial dan pedoman-pedoman moral pada umumnya. Hanya saja sifatnya spesifik dan khusus menyangkut kegiatan produksi, distribusi dan kosumsi saja.

Etika Bisnis memiliki tiga aspek yaitu etika deskriptif mempelajari dan menguraikan moral suatu masyarakat, kebudayaan dan bangsa, etika normatif secara sistematis berusaha menyajikan norma-norma moral yang berlaku bagi praktek bisnis, serta memberikan suatu sistem moral, dan meta-etika adalah studi tentang etika normatif yang mengkaji makna serta istilah-istilah moral dan logika dari penalaran moral. Etika bisnis bisa berarti nilai-nilai dan norma-norma moral yang berlaku bagi praktek bisnis.


Peranan, Manfaat, dan Tujuan Etika

Peranan etika bisnis dalam mengatur kehidupan berwirausaha saat ini sangat diperlukan mengingat banyaknya praktek praktek kecurangan yang sering dilakukan oleh wirausaha dalam mencapai keuntungan yang semaksimal mungkin, sehingga diperlukan adanya aturan aturan yang dapat menjadi pembatas yang dapat mengurangi berbagai macam persaingan yang tidak sehat yang kerap dilakukan oleh wirausaha yang tidak bertanggung jawab. Misalnya kemajuan teknologi, ini pun dapat menimbulkan masalah bagi etika. Sama halnya dengan cyber crime (kejahatan dunia maya), bayi tabung dan sebagainya. Dampak lainnya adalah penciptaan berbagai jenis senjata pemusnah manusia diantaranya seperti tenaga nuklir, senjata kimia, biologi.

Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Etika diharapkan mampu memberikan manfaat yang berarti bagi orang lain sehingga  diharapkan etika dapat mendorong dan mengajak orang untuk bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan berdasarkan pendapatnya sendiri, serta dapat dipertanggung-jawabkan (otonom) dan etika diharapkan mampu mengarahkan masyarakat untuk berkembang menjadi masyarakat yang tertib, teratur, damai, dan sejahtera dengan menaati norma norma yang berlaku demi mencapai ketertiban dan kesejahteraan sosial.

Adapun tujuan dari etika bisnis ini adalah agar para pelaku bisnis sadar dengan jelas mengenai dimensi etis suatu usaha, mampu belajar mengenai bagaimana mengadakan pertimbangan yang baik, etis maupun ekonomis, dan mampu melakukan  pertimbangan etis dalam setiap kebijaksanaan yang diterapkan di perusahaan.

Ada beberapa pokok-pokok etika bisnis (F.Magnis Suseno, 1991 :158-167) yaitu :

1        Beberapa sikap langsung terhadap pekerjaannya
Ada beberapa sikap terhadap pekerjaannya yang perlu dimiliki orang bisnis agar secara mental memadai dengan jobnya, tekad untuk tak pernah menipu, tekad untuk tidak melepaskan sesuatu dari tangannya yang tidak mencapai mutu yang seharusnya. Dapat disebut juga nilai-nilai seperti pelayanan pelanggan, loyalitas terhadap perusahaan, efisiensi organisatoris. Keberhasilan dan produktivitas tinggi

2        Tanggung Jawab Lebih Luas
Pemimpin perusahaan secara spontan memperhatikan serta merasa bertanggung jawab atas atau terhadap semua pihak, dan juga perlu memiliki perasaan tanggung jawab menyeluruh yang jauh melampaui segi untung rugi material langsung perusahaannya.

3        Beberapa bisnis supaya dapat menjadi efektif harus dirumuskan secara kongkrit.
Orang-orang bisnis sendiri harus merumuskan tantangan-tantangan etika yang dihadapi dan menyepakati sikap-sikap mana yang hendak diambil.

4        Sikap-sikap Pribadi
Kejujuran dan tanggung jawab serta perinciannya dalam cara sebuah perusahaan melakukan bisnisnya mengandaikan bahwa mereka yang menentukannya, memiliki sikap moral atau karakter yang sesuai. Sikap-sikap itu adalah masalah mutu orang yang bersangkutan sebagai manusia.

5        Prinsip Etika Bisnis
Secara umum,prinsip-prinsip etika bisnis, meliputi ( A.Sonny Keraf, 1991:70-75):

a)      Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang yang otonom adalah orang yang tidak hanya sadar akan kewajibannya dan bebas mengambil keputusan dan tindakan berdasarkan kewajibannya, melainkan orang yang bersedia mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya serta dampak dari keputusan dan tindakan itu.


b)      Prinsip Kejujuran
Kejujuran perjanjian menemukan wujudnya dalam berbagai aspek :
§  Dalam pemenuhan syarat-syarat dan perjanjian kontrak
§  Dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu yang baik
§  Dalam hubungan kerja dalam perusahaan

c)      Prinsip tidak berbuat jahat dan Prinsip berbuat baik
Kedua prinsip ini sesungguhnya berintikan prinsip moral sikap baik kepada orang lain.

d)     Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar kita memperlakukan orang lain sesuai dengan haknya.

e)      Prinsip Hormat Kepada Diri Sendiri
Agama islam secara pasti dan jelas menetapkan etika bisnis yang sudah diangkat menjadi norma.

f)       Teori Etika
Beberapa teori etika yang berkembang sebagai berikut :

a)      Teori Egoisme
Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan  mementingkan diri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.
Munculnya paham Egoisme Etis memberikan landasan yang sangat kuat bagi munculnya paham ekonomi kapitalis dalam ilmu ekonomi. Paham ini dipelopori oleh Adam Smith. Adam Smith berpandangan bahwa kekayaan suatu negara akan tumbuh maksimal bila setiap individu diberikan kebebasan untuk mengejar kepentingan (kekayaannya) masing masing. Pada awalnya paham ini hanya dianut oleh negara Barat saja, namun kini hampir semua negara telah dipengaruhi oleh sistem ekonomi kapitalis ini.



b)      Utilitarianisme
Utilitarianisme dipelopori oleh David Hume (1711 - 1776) yang kemudian dilanjutkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill  (1806-1873), Bentham mengatakan bahwa moralitas tidak lain adalah suatu upaya untuk sedapat mungkin memperoleh kebahagiaan di dunia ini.
Utilitarianisme berasal dari kata latin utilis, atau dalam bahasa Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatakan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat.
Jadi, ukuran baik tidaknya suatu tindakan dilihat dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut.

Paham Utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut:
o   Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan, atau hasilnya)
o   Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan
o   Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya


c)      Deontologi
Deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban (Bertens, 2000). Paham ini dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804) dan kembali mendapat dukungan dari filsuf abad ke-20  Anscombe dan Peter Geach (Rachel, 2004)
Paham Deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan,konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut.

d)     Teori Hak
Immanuel Kants mengajukan dua pemikiriran pokok. Menurut teori hak (right theory) tindakan atau perbuatan dianggap baik bila tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia (HAM).
Menurut Bertens (2000) teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi karena hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Teori hak didasarkan atas asumsi bahwa manusia mempunyai martabat dan semua manusia mempunyai martabat yang sama.
Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas (Weiss, 2006) yaitu hak hukum  (legal right), hak moral atau kemanusiaan (moral, human right), dan hak kontraktual (contractual right) :
Ø  Legal Right adalah hak yang didasarkan atas sistem/ yuridiksi hukum suatu negara, dimana sumber hukum tertinggi suatu negara adalah UUD negara yang bersangkutan.
Ø  Hak Moral adalah kepentingan individu sepanjang kepentingan individu itu tidak melanggar hak orang lain.
Ø  Contractual Right adalah hak yang mengikat individu-individu yang membuat kesepakatan / kontrak bersama dalam wujud hak dan kewajiban masing masing pihak.

e)      Teori Keutamaan (Virtue Theory)
Teori keutamaan telah lahir sejak zaman dahulu yang didasarkan atas pemikiran Aristoteles. Teori ini tidak mempertanyakan suatu tindakan tapi berangkat dari suatu pertanyaan mengenai sifat atau karakter yang harus dimiliki seorang agar bisa disebut sebagai manusia utama dan sifat atau karakter yang mencerminkan manusia hina.
Menurut Bertens (2000) sifat sifat keutamaan adalah kebijaksanaan, keadilan dan kerendahan hati. Sedangkan untuk pelaku bisnis, sifat utama yang perlu dimiliki adalah kejujuran, kewajaran (fairness), kepercayaan dan keuletan.

f)       Teori Etika Teonom
Teori ini mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah dan perilaku manusia  dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan atau perintah  Allah sebagimana dituangkan dalam kitab suci.
Terlepas dari apakah manusia mengakui atau tidak mengakui adanya Tuhan, setiap manusia telah diberikan Tuhan potensi kecerdasan tidak terbatas (kecerdasan hati nurani, intuisi, kecerdasan spiritual, dan lainnya) yang melampaui kecerdasan rasional.


g)      Sasaran dan Ruang lingkup Etika Bisnis
Berikut ini adalah sasaran dan ruang lingkup dari etika bisnis, yaitu :
a.       Etika Bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis.
b.      Etika Bisnis adalah untuk menyadarkan masyarakat bahwa hak dan kewajiban mereka tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga.
c.       Etika Bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis atau tidaknya suatu usaha bisnis



h)      Karakteristik bisnis
Tiga pandangan masyarakat terhadap dunia bisnis, yaitu unitarian, separatis, dan integrasi.
·         Unitarian
Hanya bertahan untuk masyarakat pra-modern. Tuntutan moral yang berlaku secara langsung di bidang bisnis.



·         Separatis
Lingkungan fungsional dalam bidang ekonomi dan politik relatif bersifat otonom dengan logika, prosedur dan aturan tersendiri, terpisah dari kehidupan pribadi dalam keluarga dan sosial budaya masyarakat. Masyarakat mempunyai cara nonmoral untuk dunia bisnis, yaitu, hukum dan pasar.
Tuntutan moral hanya dapat digunakan secara tidak langsung di bidang bisnis dengan menggunakan transformer.

·         Integrasi
Kegiatan bisnis bukan hanya mempunyai logika inti untuk maksimalisasi keuntungan tetapi juga merupakan bagian dari masyarakat dan diawasi oleh tuntutan moral masyarakat. Tuntutan tuntutan moral mungkin sering digunakan langsung pada bisnis, asalkan ditangahi oleh kepentingan strategis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar